- 1831-1836: Perjalanan laut dengan kapal Beagle.
- 1844: Draft buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” telah selesai.
- 1858: Afred Russel Wallace mengirim manuscript kepada J. Hooker anggota Royal Society, berisi tentang perluasan ide dari Malthus. Makalah bersama oleh Darwin dan Wallace di forum Society.
- 1859: Publikasi buku “ On The Origin of Species by Means of Natural Selection”
- 1860: Perdebatan antara Huxley dan Wilbeforce tanpa kehadiran Darwin
- Darwin menghabiskan sisa masa hidupnya untuk penelitian dan publikasi buku “Descen of Man” (1871) dan “The Expression of Emotion in Man and Animals” (1871).
Buku
“Origin of Species by Means of Natural Selection” yang diterbitkan tahun 1959
ini, menurut indeks sitasi merupakan buku yang paling banyak diacu oleh penulis
lain (selain kitab suci) selama ini.
2.
Perkembangan Teori Evolusi
Banyak
hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara
lain:
- Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.
- Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
- Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
- Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC
Wells (1813), Grant (1826), Freke (1851), dan Rafinisque (1836).
Tahun
1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu:
1.
Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa
lampau.
2.
Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Menurut
Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi
alam adalah “process of preserving in nature favorable variations and
ultimately eliminating those that are ‘injurious’”.
Secara
umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah:
a.
Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori
penciptaan (Universal Creation).
b.
Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas
Henry Huxley (1825-1895).
c.
Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915),
Fisher (1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).
Dengan
berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika
maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi
satu-satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan
faktor-faktor penyebab lain yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh
karenanya teori evolusi yang sekarang kita seirng disebut Neo-Darwinian atau
Modern Systhesis.
Secara
singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena
adanya:
a.
Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b.
Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c.
Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
d.
Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber
daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e.
Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile
(dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.
Implikasi
Teori Evolusi Darwin
1.
Asal Usul Spesies
Teori
utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang
hidup di masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup
diturunkan dari nenek moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan
oleh Darwin. Teorinya akan ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini
dikategorikan dalam tiga kelompok utama:
a.
Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup “ilmiah”.
b.
Kelompok “Creationist” yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan
khusus oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu.
c.
Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak
berubah. Variasi yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum
“archetypes”.Goethe mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk semua
tanaman (Urplanze) dan beberapa Bauplane untuk hewan.
Untuk
para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup menandaskan
bahwa keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekauatan supranatural dalam
pembentukan spesies adalah tidak ilmiah.Dalam menanggapi kelompok Idealist
(seperti Owen dan Lois Agassiz) Darwin mampu menangkis dengan baik. Pada Origin
edisi pertama, Darwin (1959) di halaman 435, menyimpulkan bahwa penjelasan Owen
pada masalah archetype adalah “interesting” dan “unity of type”nya merupakan
“hukum” biologi yang penting. Kemudian setelah Owen lebih keras lagi menentang teorinya.Darwin
pada edisi berikutnya menambahkan “…tetapi itu bukan penjelasan ilmiah”.Menurut
Darwin penjelasan tentang “homologi” dan “unity of types” terkait dengan nenek
moyang adalah ilmiah, sementara penjelasan terkait dengan archetype tidak ilmiah.
Oleh karena Darwin memandang masalah ini sebagai proses, sementara konsep
archetype adalam timeless. Secara umum Darwin adalam penganut paham
Materialisme.
2.
Seleksi Alam
Darwin
mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya evolusi.
Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh
Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur,
dan sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota
dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya
sebagian, seringkali merupakan bagian kecil, dari keturunannya bertahan hidup:
sementara besar lainnya tereliminasi.
Dengan
berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian.
Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang
menyebabkan pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau
allele gen dan kompleks gen dari generasi ke generasi berikutnya.
Anggota
populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang lebih
besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu
keturunan yang superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan
berkurang dari satu generasi ke generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih
bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat bertahan hidup dalam beberapa
generasi.Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki beberapa generasi
dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas selama
suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada
kematian di antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi,
karena anggota populasi dengan genotype yang berbeda memproduksi keturunan
dalam jumlah yang berbeda atau berkembang mencapai matang seksual pada
kecepatan yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan mengurangi jumlah individu
secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan seleksi
kemungkinan akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas,
sesungguhnya juga merupakan agent penyeleksi yang kuat karena menentukan
perbedaan jumlah individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah individu
yang akan mati, yang ditunjukkan dalam angka kematian (Dobzhansky, 1970).
Darwin
telah menerim, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer “survival
of the fittest in the struggle for life” sebagai altenatif untuk menerangkan
proses seleksi alam, namun saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak
sepenuhnya tepat. Tidak hanya individu atau jenis yang terkuat tetapi mereka
yang lumayan pas dengan lingkungan dapat bertahan hidup dan bereproduksi.Dalam
kondisi seleksi yang lunak atau halus semua individu atau jenis pembawa
genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi berkurang.
Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi
dengan lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau
paling bertenaga, melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan
keturunan dengan jumlah terbanyak yang viable dan fertile.
Seleksi
alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di
masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan
hilangnya suatu varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi
alam bekerja efektif hanya bila populasi berisi dua atau lebih genotype, yang
mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan atau ada yang tereliminasi
pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan memilih
varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk untuk
generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber
materi dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada
varian-varian yang akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan
setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai bahan mentah genetic
yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya seleksi alam
bekerja (Dobzhansky, 1970).
Implikasi
dari teori evolusi melalui ala mini sangat luas, tidak hanya mencakup bidang
filsafat namun juga social-ekonomi dan budaya:
- Penggantian cara pandang bahwa dunia tidak statis melainkan berevolusi.
- Paham creationisme berkurang pengaruhn ya.
- Penolakan terhadap teleology kosmis.
- Penjelasan “desain” di dunia oleh proses materialistic seleksi alam, proses yang mencakup interaksi antara variasi yang tidak beraturan dan reproduksi yang sukses bersifat oportunistik yang sepenuhnya jauh dari dogma agama.
- Penggatian pola pikir Essensialisme oleh pola pikir populasi.
- Memberikan inspirasi yang disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik seperti gerakan Nazi di Jerman, Musolini di Italia, kebijakan “eugenic” di Singapura di masa Lee Kuan Yu dan berkembangnya ekonomi liberal yang dikemas dengan label Social-Darwinian.
Islam
Dan Teori Darwin
Secara
ilmiah teori evolusi Darwin utama belum dapat dikatakan runtuh, karena sebelum
ditemukan bukti-bukti empiris yang bertentangan dengan kesimpulan teori
tersebut, maka pernyataan dalam teori itu masih dianggap benar.Akan tetapi
sampai saat ini banyak kalangan masih meragukan kebenaran teori itu terutama
dari kalangan agama.
Saat
ini Indonesia kebanjiran buku-buku Islam yang diproduksi Dr. Harun Yahya yang
“menyerang” teori Darwin. Dari segi teologis ada kekuatiran bahwa teori Darwin
akan mengusir Tuhan dari kehidupan, namun Haidar Bagir, pakar filsafat Islam,
tidak sepenuhnya sependapat dengan Harun Yahya. Bagir (2003) menanggapinya
dengan mengatakan “Sikap kita terhadap keyakinan Darwinian mengenai sifat
kebetulan dan materialistic asal-usul kehidupan yang terkandung dalam teori itu
sudah jelas.Kita menolaknya.Tidak demikian halnya dengan kesimpulan utama teori
ini mengenai sifat-sifat evolusioner kehidupan. Karena betapapun demikian,
tetap saja Tuhan bisa dipercayai sebagai Dzat di balik semua gerakan evolusi
itu…”.Tentang prinsip survival of the littest, Bagir justru membenarkannya dan
kita harus mengambil hikmahnya, karena hal itu sesuai dengan kenyataan
sehari-hari dan didukung oleh tidak bertentangan dengan kandungan
Alqur’an.Dingin dari dari dua sisi yaitu aspek teologis dan sisi etis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika berkenan, boleh tinggalkan komentar dibawah. Terima kasih. ^_^